Penjelasan Lengkap Reaksi Penetralan
Bila larutan asam bereaksi dengan larutan basa, akan terjadi reaksi antara
ion hidrogen dari asam dan ion hidroksida dari basa membentuk molekul air.
H+(aq) + OH–(aq) → H2O(l)
Reaksi tersebut dinamakan reaksi penetralan jika jumlah mol ion H+ dari
asam sama dengan jumlah mol ion OH– dari basa.
Pada reaksi antara asam dan basa yang konsentrasinya sama tidak selamanya
menghasilkan larutan netral, karena tergantung dari kekuatan dari asam dan
basa tersebut. Salah satu cara menetralkan asam dengan basa atau sebaliknya
adalah dengan melakukan titrasi. Titrasi adalah penambahan larutan baku atau larutan yang telah diketahui konsentrasinya
dengan bantuan indikator. Salah satu cara titrasi yaitu dengan menggunakan
perangkat alat.
Untuk reaksi penetralan indikator yang digunakan adalah indikator yang
berubah warna pada pH netral atau mendekati netral.
1. Hal-hal penting pada titrasi
a. Titik ekivalen
Titik ekivalen adalah saat jumlah mol H+ sama dengan jumlah mol OH–.
Biasanya ditunjukkan dengan harga pH.
b. Titik akhir titrasi
Titik akhir titrasi adalah saat di mana indikator berubah warna. Reaksi
penetralan asam basa dapat digunakan untuk menentukan kadar/konsentrasi
berbagai jenis larutan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan
larutan basa yang telah diketahui kadarnya, atau sebaliknya.
Proses penetapan kadar larutan dengan cara ini disebut titrasi asam
basa/asidialkalimetri. Titrasi dilakukan dengan mereaksikan sedikit demi
sedikit/tetes demi tetes larutan basa melalui buret ke dalam larutan asam
yang terletak dalam labu erlenmeyer, sampai keduanya tepat habis dengan
ditandai berubahnya warna indikator, disebut titik akhir titrasi. Titik
ekuivalen diketahui dengan bantuan indikator.
Untuk mengetahui berapa molaritas larutan NaOH, maka 10 mL larutan ini
dititrasi dengan HCl 0,1 M dengan menggunakan indikator fenolftalein. Bila
yang dibutuhkan 20 mL HCl 0,1 M, berapa molaritas NaOH?
Jawab:
H+(aq) + OH–(aq) → H2O
20 mL HCl 0,1 M mengandung 2 x 10–2 mol H+ 2 x 10–3 mol H+ ~ 2 x 10–3 mol
OH–
Misal: molaritas NaOH = x M10 mL NaOH x M mengandung 10–2 x mol OH–
10–2 x mol OH– = 2 10–3 mol OH–
x = 2 . 10–1 = 0,2
Jadi, molaritas NaOH 0,2 M.
2. Penetralan asam kuat oleh basa kuat
Perubahan pH pada penetralan asam kuat oleh basa kuat, sebagai contoh 25 mL
larutan HCl 0,1 M yang ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M sedikit demi
sedikit hingga mencapai 50 mL,.
Setiap perubahan pH dicatat volume NaOH yang
ditambahkannya. Data yang diperoleh tertera pada tabel berikut.
Pada titrasi HCl dengan NaOH, mula-mula pH naik sangat lambat kemudian terjadi lonjakan pH dan selanjutnya kenaikkan pH lambat lagi. Titik tengah bagian vertical grafik adalah titik ekivalen titrasi. Pada titrasi asam kuat dan basa kuat titik ekivalen terjadi pada pH 7. Larutan dengan pH 7 bersifat netral yaitu jumlah ion H+ sama dengan ion OH–.
3. Penetralan asam lemah oleh basa kuat
Perubahan pH pada penetralan asam lemah oleh basa kuat, dalam hal ini 25 mL larutan CH3COOH 0,1 M yang ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M sedikit demi sedikit hingga mencapai 50 mL,Setiap perubahan pH dicatat volume NaOH yang ditambahkannya.
Data yang diperoleh tertera pada tabel berikut.
sama tetapi ada sedikit perbedaan. Pada titrasi CH3COOH dengan NaOH, pH dimulai dari pH 3 dan titik ekivalen terjadi pada pH yang lebih tinggi pula. Hal ini disebabkan CH3COOH adalah asam lemah dan menghasilkan ion H+ dalam jumlah yang sedikit. Titik ekivalen terjadi pada pH 8,72. Pada campuran terdapat pula natrium asetat yang bersifat basa lemah dan meningkatkan pH. Setelah titik ekivalen kedua grafik sama kembali karena pH hanya bergantung pada ion hidroksida yang ditambahkan saja.
Kurva titrasi membantu untuk menentukan indicator apa yang cocok untuk suatu titrasi. Pada titrasi asam kuat dengan basa kuat, indikator fenolftalein dapat digunakan walaupun perubahan warna dari tidak berwarna ke merah muda mulai pH 8,72 tetapi dari titik ekivalen penambahan NaOH hanya 0,01 cm3, jadi dapat diabaikan. Untuk titrasi asam lemah dengan basa kuat indikator fenolftalein sudah tepat digunakan karena titik ekivalen berada pada awal trayek pH (8,3).
4. Penetralan basa lemah oleh asam kuat
Perubahan pH pada penetralan basa lemah oleh asam kuat, misalnya larutan 100 mL NH4OH 0,1 M dititrasi dengan larutan HCl 0,1 M atau sebaliknya.
Socar de Lahoya !
0 komentar:
Posting Komentar