Alkana : Tata Nama, Sifat, Pembuatan dan Kegunaannya Lengkap
a. Rumus umum alkana
Hidrokarbon jenuh yang paling sederhana merupakan suatu deret senyawa
alkana atau parafin.
Rumus umum alkana:
CnH2n+2
Tata nama alkana
1) Untuk rantai karbon tidak bercabang
Penamaan alkana sesuai dengan jumlah atom C yang dimiliki dan diberi awalan n (n= normal).
2) Untuk rantai karbon bercabang
– Tentukan rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang. Beri nomor pada rantai induk sehingga cabang mempunyai nomor sekecil mungkin.
Contoh:
– Rantai induk diberi nama alkana sesuai dengan jumlah atom C yang dimiliki oleh rantai induk.
– Cabang merupakan gugus alkil (dengan rumus umum –CnH2n+1) dan diberi nama alkil sesuai jumlah atom C dalam cabang tersebut.
– Jika terdapat 2 atau lebih jenis alkil, nama-nama alkil disusun menurut abjad
Rantai induk : Pentana
Gugus alkil : 2-metil dan 3-etil (cabang ada di nomor 2 dan 3)
3-etil-2-metilpentana
– Jika terdapat lebih dari 1 alkil sejenis:
• Jika terdapat 2 gugus alkil dengan nomor yang sama, maka nomor tersebut harus diulang
• Beri awalan di, tri, tetra, dan seterusnya pada nama gugus alkil sesuai Jumlahnya
– Untuk penomoran rantai karbon yang mengandung banyak cabang:
• Jika penomoran ekivalen dari kedua ujung rantai, maka pilih rantai yang mengandung banyak cabang.
• Gugus alkil dengan jumlah atom C lebih banyak diberi nomor yang lebih kecil.
c. Sifat alkana
1) Sifat fisik
• Pada suhu biasa, metana, etana, propana, dan butana berwujud gas; pentena sampai heptadekana (C17H36) berwujud cair; sedangan oktadekana (C18H38) dan seterusnya berwujud padat.
• Alkana tidak larut dalam air. Pelarut yang baik untuk alkana yaitu benzena, karbontetraklorida, dan alkana lainnya.
• Semakin banyak atom C yang dikandungnya (semakin besar nilai Mr), maka:
– titik didih dan titik lelehnya semakin tinggi (alkana yang tidak bercabang titik didihnya lebih tinggi; makin banyak cabang, titik didihnya semakin rendah).
– kerapatannya makin besar.
– viskositas alkana makin naik.
– volatilitas alkana makin berkurang.
2) Sifat kimia
Alkana adalah zat yang kurang reaktif (sukar bereaksi dengan zat lain), sehingga disebut parafin. Berikut ini reaksi-reaksi terpenting dari alkana:
• Pembakaran
Pembakaran alkana adalah reaksi oksidasi alkana dengan O2. Proses ini bersifat eksotermik, yaitu menghasilkan panas (kalor). Oleh karena itu, alkana merupakan sumber bahan bakar yang paling banyak digunakan di dunia.
Contoh:
C3H8 + 5O2 → 3CO2 + 4H2O + energy
• Substitusi oleh halogen
Pada reaksi ini, satu atau lebih atom H pada alkana diganti dengan atom halogen. Alkana bereaksi dengan halogen pada suhu tinggi atau dengan bantuan cahaya.
d. Kegunaan alkane
Secara umum, alkana berguna sebagai bahan bakar dan bahan baku dalam industry petrokimia.
1) Metana; berguna sebagai bahan bakar untuk memasak, dan bahan baku pembuatan zat kimia seperti H2 dan NH3.
2) Etana; berguna sebagai bahan bakar untuk memasak dan sebagai refrigerant dalam sistem pendinginan dua tahap untuk suhu rendah.
3) Propana; merupakan komponen utama gas elpiji untuk memasak dan bahan baku senyawa organik.
4) Butana; berguna sebagai bahan bakar kendaraan dan bahan baku karet sintesis.
5) Oktana; merupakan komponen utama bahan bakar kendaraan bermotor, yaitu bensin
e. Keisomeran pada alkane
Jenis keisomeran pada alkana adalah keisomeran struktur, yaitu isomer kerangka. Isomer pada alkana dimulai dari butana (C4H10).
Isomer C4H10:
Socar de Lahoya !
0 komentar:
Posting Komentar